Sabtu, 09 April 2011

6 Periode Sejarah Dakwah Islam di Spanyol,

Assalamu'alaikum Wr.Wb



1.       Periode Pertama (711-755 M).
Pada periode ini Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antara khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang paling berhak menguasai daerah Spanyol ini. Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara. Hal ini ada hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama, antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab. Di dalam etnis Arab sendiri terdapat dua golongan yang terus-menerus bersaing, yaitu suku Quraisy (Arab Utara) dan Arab Yamani (Arab Selatan). Perbedaan etnis ini seringkali menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak ada figur yang tangguh. Itulah sebabnya di Spanyol pada saat itu tidak ada gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak lama.
Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Islam. Gerakan ini terus memperkuat diri. Setelah berjuang lebih dari 500 tahun, akhirnya mereka mampu mengusir Islam dari bumi Spanyol.
Karena seringnya terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh dari luar, maka dalam periode ini Islam Spanyol belum memasuki kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abdurrahman al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 138 H/755 M. 

2. Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini. Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dakhil (Yang Masuk ke Spanyol). Dia adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbas ketika yang terakhir ini berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Damaskus. Selanjutnya, ia berhasil mendirikan dinasti Bani Umayyah di Spanyol. Penguasa-penguasa Spanyol pada periode ini adalah Abdurrahman al-Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abdurrahman al-Ausath, Muhammad ibn Abdurrahman, Munzir ibn Muhammad, dan Abdullah ibn Muhammad.
Pada periode ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban. Abdurrahman al-Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol. Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam, dan Hakam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran. Dialah yang memprakarsai tentara bayaran di Spanyol. Sedangkan Abdurrahman al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu. Pemikiran filsafat juga mulai masuk pada periode ini, terutama di zaman Abdurrahman al-Aushath. Ia mengundang para ahli dari dunia Islam lainnya untuk datang ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol mulai semarak.
Sekalipun demikian, berbagai ancaman dan kerusuhan terjadi. Pada pertengahan abad ke-9 stabilitas negara terganggu dengan munculnya gerakan Kristen fanatik yang mencari kesyahidan. Namun, Gereja Kristen lainnya di seluruh Spanyol tidak menaruh simpati pada gerakan itu, karena pemerintah Islam mengembangkan kebebasan beragama. Penduduk Kristen diperbolehkan memiliki pengadilan sendiri berdasarkan hukum Kristen. Peribadatan tidak dihalangi. Lebih dari itu, mereka diizinkan mendirikan gereja baru, biara-biara disamping asrama rahib atau lainnya. Mereka juga tidak dihalangi bekerja sebagai pegawai pemerintahan atau menjadi karyawan pada instansi militer.
Gangguan politik yang paling serius pada periode ini datang dari umat Islam sendiri. Golongan pemberontak di Toledo pada tahun 852 M membentuk negara kota yang berlangsung selama 80 tahun. Disamping itu sejumlah orang yang tak puas membangkitkan revolusi. Yang terpenting diantaranya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Hafshun dan anaknya yang berpusat di pegunungan dekat Malaga. Sementara itu, perselisihan antara orang-orang Barbar dan orang-orang Arab masih sering terjadi. 

3. Periode Ketiga (912-1013 M)
Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar An-Nasir sampai munculnya "raja- raja kelompok" yang dikenal dengan sebutan Muluk al-Thawaij. Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah, penggunaan gelar khalifah tersebut bermula dari berita yang sampai kepada Abdurrahman III, bahwa Al-Muktadir, Khalifah daulat Bani Abbas di Baghdad meninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Menurut penilaiannya, keadaan ini menunjukkan bahwa suasana pemerintahan Abbasiyah sedang berada dalam kemelut. Ia berpendapat bahwa saat ini merupakan saat yang paling tepat untuk memakai gelar khalifah yang telah hilang dari kekuasaan Bani Umayyah selama 150 tahun lebih. Karena itulah, gelar ini dipakai mulai tahun 929 M. Khalifah-khalifah besar yang memerintah pada periode ini ada tiga orang, yaitu Abdurrahman al-Nasir (912-961 M), Hakam II (961-976 M), dan Hisyam II (976-1009 M).
Pada periode ini umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah Baghdad. Abdurrahman al-Nashir mendirikan universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran. Pembangunan kota berlangsung cepat.
Awal dari kehancuran khilafah Bani Umayyah di Spanyol adalah ketika Hisyam naik tahta dalam usia sebelas tahun. Oleh karena itu kekuasaan aktual berada di tangan para pejabat. Pada tahun 981 M, Khalifah menunjuk Ibn Abi Amir sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia seorang yang ambisius yang berhasil menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaan Islam dengan menyingkirkan rekan-rekan dan saingan-saingannya. Atas keberhasilan-keberhasilannya, ia mendapat gelar al-Manshur Billah. Ia wafat pada tahun 1002 M dan digantikan oleh anaknya al-Muzaffar yang masih dapat mempertahankan keunggulan kerajaan. Akan tetapi, setelah wafat pada tahun 1008 M, ia digantikan oleh adiknya yang tidak memiliki kualitas bagi jabatan itu. Dalam beberapa tahun saja, negara yang tadinya makmur dilanda kekacauan dan akhirnya kehancuran total. Pada tahun 1009 M khalifah mengundurkan diri. Beberapa orang yang dicoba untuk menduduki jabatan itu tidak ada yang sanggup memperbaiki keadaan. Akhirnya pada tahun 1013 M, Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan khalifah. Ketika itu, Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.


4. Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negera kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth Thawaif, yang berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada periode ini umat Islam Spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada diantara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana lain.

5. Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy. Ia masuk ke Spanyol atas "undangan" penguasa-penguasa Islam di sana yang tengah memikul beban berat perjuangan mempertahankan negeri-negerinya dari serangan-serangan orang-orang Kristen. Ia dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia. Karena perpecahan di kalangan raja-raja muslim, Yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Akan tetapi, penguasa-penguasa sesudah ibn Tasyfin adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir, baik di Afrika Utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun. Pada masa dinasti Murabithun, Saragossa jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M. Di Spanyol sendiri, sepeninggal dinasti ini, pada mulanya muncul kembali dinasti-dinasti kecil, tapi hanya berlangsung tiga tahun. Pada tahun 1146 M penguasa dinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Utara merebut daerah ini. Muwahhidun didirikan oleh Muhammad ibn Tumart (w. 1128). Dinasti ini datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abd al-Mun'im. Antara tahun 1114 dan 1154 M, kota-kota muslim penting, Cordova, Almeria, dan Granada, jatuh ke bawah kekuasaannya. Untuk jangka beberapa dekade, dinasti ini mengalami banyak kemajuan. Kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul mundur. Akan tetapi tidak lama setelah itu, Muwahhidun mengalami keambrukan. Pada tahun 1212 M, tentara Kristen memperoleh kemenangan besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang dialami Muwahhidun menyebabkan penguasanya memilih untuk meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M. Keadaan Spanyol kembali runyam, berada di bawah penguasa-penguasa kecil. Dalam kondisi demikian, umat Islam tidak mampu bertahan dari serangan-serangan Kristen yang semakin besar. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M. Seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuatan Islam.

6. Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman an-Nasir. Akan tetapi, secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad ibn Sa'ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdenand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik tahta.
Tentu saja, Ferdenand dan Isabella yang mempersatukan dua kerajaan besar Kristen melalui perkawinan itu tidak cukup merasa puas. Keduanya ingin merebut kekuasaan terakhir umat Islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan orang Kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah. Ia menyerahkan kekuasaan kepada Ferdenand dan Isabella, kemudian hijrah ke Afrika Utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M. Umat Islam setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi meninggal Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.

Jumat, 08 April 2011

Pola perkembangan dakwah di Eropa (Spanyol)

Spanyol, Mutiara Islam yang Hilang    


Ramadhan 92 H, atau bertepatan dengan tahun 711 M, Thariq bin Ziyad dan pasukannya merapat di pantai Spanyol, dengan membawa misi untuk menyebarkan dakwah Islam. Sayang, Raja Roderick dan pasukannya menolak, dan bahkan mengobarkan peperangan. Peperangan itu sebenarnya bermula dari pertikaian antara sesama Kristen Spanyol. Raja Roderick yang berkuasa saat itu, memaksakan keyakinan Trinitas Kristen yang dianutnya kepada umat Nasrani Aria.
Berbeda dengan para pendukung Roderick yang meyakini Nabi Isa sebagai Yesus, yaitu Allah Bapak, Anak Tuhan, dan Ruh Kudus, kaum Nasrani Aria meyakini Nabi Isa semata sebagai utusan Allah. Pemaksaan keyakinan Trinitas oleh Raja Roderick ini menimbulkan penindasan di kalangan Nasrani Aria. Lantas, pimpinan mereka meminta bantuan kepada Pasukan Thariq bin Ziyad yang memang sudah merapat di Spanyol dalam misi dakwah dari khalifah.
Panglima Thariq menerima permintaan pemimpin Nasrani Aria. Itu sebabnya, dalam sebuah pidatonya sesaat sebelum melakukan pertempuran dengan pasukan Raja Roderick, Thariq bin Ziyad memerintahkan pembakaran kapal-kapal yang telah membawa seluruh awak pasukannya dari Afrika, kecuali beberapa pasukan kecil yang diminta pulang untuk meminta bantuan kepada khalifah.
Pidato ‘kontroversial’ itu karuan aja membuat pasukannya keheranan. Namun beliau mengatakan, “Di belakang kita ada lautan luas, di hadapan kita pasukan musuh. Jadi, kita datang ke sini tidak untuk kembali. Kita hanya punya dua pilihan; menaklukkan negeri ini dan menetap di sini serta mengembangkan Islam, atau kita semua binasa (syahid)”.
Peristiwa di tahun 711 M itu mengawali masa-masa Islam di Spanyol. Pasukan Thariq sebenarnya bukan misi pertama dari kalangan Islam yang menginjakkan kaki di Spanyol. Sebelumnya, Gubernur Musa Ibnu Nushair telah mengirimkan pasukan yang dikomandani Tharif bin Malik. Tharif sukses. Kesuksesan itu mendorong Musa mengirim Thariq. Saat itu, seluruh wilayah Islam masih menyatu di bawah kepemimpinan Khalifah al-Walid dari Bani Umayah.
Thariq mencatat sukses. Ia mengalahkan pasukan Raja Roderick di Bakkah. Setelah itu ia maju untuk merebut kota-kota seperti Cordova, Granada dan Toledo yang saat itu menjadi ibukota kerajaan Gothik. Ketika merebut Toledo, Thariq diperkuat dengan 5.000 orang tentara tambahan yang dikirim Musa Ibnu Nushair.
Thariq kembali sukses. Bukit-bukit di pantai tempat pendaratannya lalu dinamai Jabal Thariq, yang kemudian dikenal dengan sebutan Gibraltar. Musa bahkan ikut menyeberang untuk memimpin sendiri pasukannya. Ia merebut wilayah Seville dan mengalahkan Penguasa Gothic, Theodomir. Musa dan Thariq lalu bahu-membahu menguasai seluruh wilayah Spanyol selatan itu.
Pada 755 Masehi, Abdurrahman tiba di Spanyol. Abdurrahman ad-Dakhil, demikian orang-orang menjulukinya. Ia membangun Masjid Cordova, dan menjadi penguasa di Andalusia dengan gelar Amir. Keturunannya melanjutkan kekuasaan itu sampai 912 Masehi. Kalangan Kristen sempat mengobarkan perlawanan “untuk mencari kematian” (martyrdom). Namun penguasa Bani Umayah di Andalusia ini mampu mengatasi tantangan tersebut.
Sekadar kamu tahu, bahwa peperangan dalam Islam adalah untuk menghidupkan manusia bukan untuk memusnahkan. Itu sebabnya, ketika kaum muslimin menang perang dan menguasai wilayah tidak bertujuan menjajahnya. Berbeda dengan ideologi Kapitalisme yang memang tujuan mereka berperang adalah untuk menguasai wilayah dan menjajahnya (baca: menguras seluruh potensi wilayah itu untuk kepentingan bangsanya).
Sejarawan Barat beraliran konservatif, W. Montgomery Watt dalam bukunya Sejarah Islam di Spanyol, mencoba meluruskan persepsi keliru para orientalis Barat yang menilai umat Islam sebagai yang suka berperang. Menurutnya, “Mereka (para orientalis) umumnya mengalami mispersepsi dalam memahami jihad umat Islam. Seolah-olah seorang muslim hanya memberi dua tawaran bagi musuhnya, yaitu antara Islam dan pedang. Padahal, bagi pemeluk agama lain, termasuk ahli kitab, mereka bisa saja tidak masuk Islam meski tetap dilindungi oleh suatu pemerintahan Islam.” Hmm.. perlu dicatet tuh.
Itulah yang terjadi sepanjang perjalanan sejarah masuknya Islam ke Spanyol. Islam, tak hanya masuk dengan damai, namun dengan cepat menyebar dan membangun peradaban tinggi hingga Spanyol mencapai puncak kejayaannya. Kota-kota terkemuka Spanyol seperti Andalusia dan Cordova, menjadi center of excellent peradaban dunia. Keren nggak?
Berkembangnya iptek
Montgomery menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam nggak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu dengan yang lain, dijalankan dalam satu tarikan nafas. Pengamalan syariat Islam, sama pentingnya dan memiliki prioritas yang sama dengan riset-riset ilmiah.
Nggak mengherankan tentunya jika para ulama terkemuka seperti Ibnu Rusyd (1126-1198) misalnya, yang terkenal di Barat dengan nama Averous, diakui pula sebagai ilmuwan yang handal di bidangnya. Ibnu Rusyd adalah filosof, dokter, dan ahli fikih Andalusia. Bukunya yang terpenting dalam bidang kedokteran ialah al-Kulliyat yang berisi kajian ilmiah pertama kali mengenai tugas jaringan-jaringan dalam kelopak mata. Bukunya dalam bidang fikih adalah Bidayatul Mujtahid.
Spanyol juga punya az-Zahrawi yang dikenal sebagai orang pertama yang memperkenalkan teknik pembedahan manusia. Az-Zahrawi yang lahir dekat Cordova pada 936 Masehi, dikenal pula sebagai penyusun ensiklopedi pembedahan yang karya ilmiahnya itu dijadikan referensi dasar bedah kedokteran selama ratusan tahun. Sejumlah universitas, termasuk di Barat, menjadikannya acuan.
Kontribusi ilmuwan Islam di bidang astronomi nggak kalah seru. Adalah az-Zarkalli, astronom muslim kelahiran Cordova yang pertama kali memperkenalkan astrolobe. Yaitu suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur jarak sebuah bintang dari horison bumi. Penemuan ini menjadi revolusioner karena sangat membantu navigasi laut. Dengan begitu, transportasi pelayaran berkembang pesat selepas penemuan astrolobe.
Jadi jelas, ilmu pengetahuan, bukanlah bagian yang terpisahkan dari syariat Islam dan etika moral. Menurut Montgomery, nggak ada yang dapat melukiskan relasi antara ilmu pengetahuan, etika, dan agama daripada kata-kata filosofis Ibnu Rusyd: “Filsafat, tak berarti apa-apa jika tak bisa menghubungkan ilmu pengetahuan, agama dan etika dalam suatu relasi harmonis.”
Ibnu Rusyd pernah mengatakan, bahwa ilmu pengetahuan dibangun di atas fakta-fakta dan logika hingga sampe kepada suatu penjelasan rasional. Etika, merefleksikan manfaat setiap riset ilmiah, sehingga harus bisa memberi nilai tambah bagi kehidupan. Sedangkan firman Allah, yakni al-Quran, menjadi satu-satunya pembimbing kita untuk sampai pada tujuan hakiki dari hidup ini.
Itu sebabnya barangkali, W.E. Hocking berkomentar, “Oleh karena itu, saya merasa benar dalam penegasan saya, bahwa al-Quran mengandung banyak prinsip yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya sendiri. Sesunguhnya dapat dikatakan, bahwa hingga pertengahan abad ke tigabelas, Islamlah pembawa segala apa yang tumbuh yang dapat dibanggakan oleh dunia Barat.” (The Spirit of World Politics, 1932, hlm. 461)
Menurut Montgomery, cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’nya, Barat bukanlah apa-apa. Wajar jika Barat berhutang budi pada Islam.
Benteng terakhir itu bernama Granada
Sayangnya, masa pencerahan bagi seluruh dunia ini kemudian dikotori oleh para pemimpin Eropa yang bersepakat meninggalkan agama dalam segala aspek kehidupan dan mengembangkan dengan apa yang kemudian dikenal sebagai sekularisme. Akibatnya, keagungan peradaban Islam yang dibangun di Spanyol, berakhir dengan tragis. Yaitu saat penguasa kafir Eropa menghancurkan semua karya pemikiran para ilmuwan muslim. Tak hanya karya-karyanya yang dimusnahkan, para ilmuwannya pun disingkirkan.
Ibnu Massarah diasingkan, Ibnu Hazm diusir dari tempat tinggalnya di Majorca. Kitab-kitab karya Imam al-Ghazaly dibakar, ribuan buku dan naskah koleksi perpustakaan umum al-Ahkam II dihanyutkan ke sungai, Ibnu Tufayl dan Ibnu Rusyd disingkirkan. Nasib yang sama, dialami juga oleh Ibnu Arabi.
Kebijakan ‘bumi hangus’ itu menyebabkan sulit merekontruksi perjalanan sejarah Islam di Eropa. Namun demikian, keberadaan Granada, Cordova, Sevilla, dan Andalusia sebagai bukti keagungan peradaban Islam di Spanyol tak bisa dipungkiri. Meski akhirnya sirna juga dihancurkan Pasukan Salib Eropa.
Oya, petaka Perang Salib juga telah membuat kita kehilangan perpustakaan-perpustakaan paling berharga yang ada di Tripoli, Maarrah, al-Quds, Ghazzah, Asqalan, dan kota-kota lainnya yang dihancurkan mereka. Salah seorang sejarawan menaksir, buku-buku yang dimusnahkan tentara Salib Eropa di Tripoli sebanyak tiga juta buah.
Pendudukan Spanyol atas Andalusia juga telah membuat kita kehilangan perpustakaan-perpustakaan besar yang diceritakan sejarah dengan mencengangkan. Semua buku dibakar oleh pemeluk-pemeluk agama yang fanatik. Bahkan buku-buku yang dibakar dalam sehari di lapangan Granada menurut taksiran sebagian sejarawan berjumlah satu juta buku. (Dr. Mustafa as-Siba’i, Peradaban Islam; Dulu, Kini dan Esok, hlm. 187)
Granada tinggal kenangan, sejak berkecamuknya Perang Salib. Tepat pada 2 Januari 1492, Sultan Islam di Granada, Abu Abdullah, untuk terakhir kalinya terlihat di Istana al-Hamra. Granada jatuh ke tangan kaum kafir Eropa. Semua merasa kehilangan (apalagi kalo kita mengenal Spanyol sebatas klub sepakbola Real Madrid atau Barcelona. Menyedihkan!).
Sekadar tahu aja bahwa Granada, kota yang terletak di selatan kota Madrid, ibukota Spanyol sekarang, adalah salah satu pusat ilmu pengetahuan Islam yang agung dan tergolong dalam kawasan lainnya yang tak kalah menarik dan bersejarah setelah Andalusia, Cordova, Balansiah, Bahrit, Ichiliah, Tolaitalah dan yang lainnya. Granada juga masyhur sebagai kiblat yang menjadi tumpuan harapan para pelajar yang datang dari segenap kawasan yang berada di sekitar Granada, baik kaum muslimin maupun nonMuslim. Pusat pengkajian yang masyhur di Granada adalah al-Yusufiah dan an-Nashriyyah.
Di sini, juga telah melahirkan banyak ilmuwan muslim yang terkenal. Di antaranya Abu al-Qasim al-Majrithi sebagai pencetus kebangkitan ilmu astronomi Andalusia pada tahun 398 Hijriah atau sekitar tahun 1008 Masehi. Beliau telah memberikan dasar bagi salah satu pusat pengkajian ilmu matematika yang masyhur. Selain beliau, Granada juga masih memiliki sejumlah ilmuwan dan ulama terkenal, di antaranya adalah al-Imam as-Syatibi, Lisanuddin al-Khatib, as-Sarqasti, Ibnu Zamrak, Muhammad Ibnu ar-Riqah, Abu Yahya Ibnu Ridwan, Abu Abdullah al-Fahham, Ibnu as-Sarah, Yahya Ibnu al-Huzail at-Tajiibi, as-Shaqurmi dan Ibnu Zuhri. Di kalangan perempuan tercatat nama-nama seperti Hafsah binti al-Haj, Hamdunah binti Ziad dan saudaranya, Zainab.
Amat wajar dong kalo ilmuwan sekelas Emmanuel Deutch berkomentar, “Semua ini memberi kesempatan bagi kami (bangsa Barat) untuk mencapai kebangkitan (renaissance) dalam ilmu pengetahuan modern. Oleh karena itu, sewajarnyalah jika kami selalu mencucurkan airmata manakala kami teringat saat-saat terakhir jatuhnya Granada.” (M. Hashem, Kekaguman Dunia Terhadap Islam, hlm. 100)
Granada adalah benteng terakhir kaum muslimin di Andalusia (Spanyol) yang jatuh ke tangan bangsa Eropa yang kafir. Semoga Islam kembali memimpin dunia. Mencerahkan dan menjadi “rahmatan lil ‘alamin”. Yup, Islam yang memberikan masa depan dunia dengan lebih cerah. Jadi, yuk berjuang untuk membela Islam dan menegakkannya dalam naungan Khilafah Islamiyyah. Tunggu apalagi sobat? Ayo, berjuang sekarang juga! [solihin: sholihin@gmx.net]
 

Senin, 04 April 2011

Pengetahuan dasar tentang materi caving. Mapala Muhibbul Bi'ah STAIN Datokarama Palu

1. Caving
A. Pengertian Caving
            Caving berasa dari kata Cave= Gua. Sedangkan orang yang menelusuri gua disebut caver. Jadi caving bisa diartikan sebagai kegiatan penelusuran gua yang mana merupakan salan satu bentuk kegiatan dari Speleologi.    Sedangkan Speleologi secara morfologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu : Spalion = Gua dan Logos =  ilmu.  Jadi, secara harfiah Speleologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang  gua, tetapi karena perkembangan speleologi itu sendiri, spleologi juga mempelajari tentang lingkungan disekitar gua.

Menurut IUS (International Union of Speleology) anggota komisi X UNESCO PBB : “Gua adalah setiap ruang bawah tanah yang dapat dimasuki orang”.

Menurut R.K.T.ko (Speleologiawan) : “Setiap ruang bawah tanah baik terang maupun gelap, luas maupun sempit, yang terbentuk melalui system percelahan, rekahan atau aliran sungai yang membentuk suatu lintasan aliran sungai dibawah tanah.”

B. Sejarah Penelusuran Goa
Penelusuran Gua dimulai oleh John Beaumont,  ahli bedah dari Somerset, England (1674) ia seorang ahli tambang dan geologi amatir. 

Orang yang paling berjasa mendeskripsikan gua-gua antara tahun 1670-1680 adalah Baron Johann Valsavor dari Slovenia. Ia mengunjungi 70 goa, membuat peta, sketsa dan melahirkan buku setebal 2800 halaman.

Joseph Nagel,  pada tahun 1747 berhasil memetakan system perguaan di kerajaan Astro-Hongaria.   Stephen Bishop  pemandu wisata gua yang paling berjasa dan membawa gua Mammoth diterima UNICEF sebagai warisan dunia. 

C. Pembagian Zona dalam Gua
Keindahan gua akan anda dapat saat mulai memasuki kedalaman gua. Disini anda akan menemui tiga zona atau area. Zona pertama adalah zona terang (troglofil)  dimana suhu yang ada sesuai dengan keadaan luar gua dan sinar yang masuk masih banyak. Biota yang hidup dikawasan ini adalah kelelawar dan wallet. Zona kedua adalah zona senja (trogloxene), zona ini merupakan area peralihan zona terang ke zona gelap abadi dan sinar yang masuk juga mulai berkurang sehingga suasana yang didapat adalah suasana senja. Disini merupakan tempat hidup bagi laba - laba dan kalajengking. Zona ketiga adalah zona gelap abadi (troglobion), di area ini tidak ada sinar sama sekali dan binatang yang hidup didalamnya biasanya sudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya seperti blind cricket (jangkrik buta) dan blind fish (ikan buta).

D. Peralatan dan Perlengkapan Penelusuran Gua
a. Peralatan Gua Horizontal :
Ø  Cover All
Fungsi             : Pakaian Pelindung
Bahan             : PVC, Nylon Pabrik
Ket.                : Bahan cover all mampu melindungi dari gesekan, basah dan 
                          dingin  dan disesuaikan pada tipe gua.

Ø  Sepatu
Fungsi            : Alas dan melindungi kaki dari gesekan
Jenis              : Sepatu Boot
Ket.                : Sepatu mampu melindungi mata kaki dari gesekan, grip dan
                         sol tahan terhadap air dan Lumpur.

Ø  Helm
Fungsi            : Melindungi kepala dari benturan
Jenis              : Spleo Helmet
             Ket.                : bahan terbuat dari fiber carbon

Ø  Pencahayaan
Fungsi            : Memberikan penerangan
Jenis              : Electrical lamp, carbide model dan headlamp

b. Peralatan Gua Vertikal (umumnya juga menggunanakan peralatan yang sama
     pada gua horizontal)


Ø  Carnmantle
Fungsi            : alat utama untuk lintasan SRT
Jenis              : Static dan dynamic
            

Ø  Peralatan Rigging
Fungsi            : untuk membuat anchor/tambatan
Jenis              :  natural anchor : Webbing/sling

Ø  Carabiner
Fungsi            : Sebagai penghubung alat
Jenis              : screw gate, non screw

Ø  Harness
Fungsi            : Sebagai penghubung utama antara badan dan alat lainnya
Jenis              : Sit harness dan Full body harness

Ø  Mailon Rapide (MR) 8 mm
Fungsi            : Sebagai penghubung harness dan alat ascending dan
              descending
Jenis              : Delta MR dan semi circular

Ø  Cowstail pendek dan cowstail  Panjang
Fungsi            : Cowstail pendek sebagai pengaman dan cowstail panjang
  sebagai penghubung antara harness dan ascending (alat naik)
Jenis              : Dynamic rope dan webbing

Ø  Descender
Fungsi            : Alat turun
Jenis              :Auto stop dan figure of eight

Ø  Ascender
Fungsi            :  alat naik
Jenis              : a. Croll/ alat naik di dada
                         b. Jammer/ alat naik di tangan
                         c. Basic jammer/ alat naik di tangan
Ø  Chest Harness
Fungsi            : Sebagai penghubung antara Croll dengan badan
Jenis              : Webbing



Ø  Foot Loop
Fungsi            : Sebagai pijakan kaki untuk naik
Jenis              : static rope dan webbing

Ø  Peralatan Tranport
Fungsi            : Alat tambahan untuk membawa peralatan dan logistik
Jenis              : trackle bag, waterproof bag, perahu karet

Ø  Padding
Fungsi            : Pelindung tali dari gesekan agar tidak friksi
Jenis              : Selang dan Matras

E. Pengetahuan Simpul Dasar
            Salah satu bagian yang harus dimiliki seorang penelusur gua adalah pengetahuan tentang simpul dan kemampuan membuat simpul dasar dengan mudah dan cepat.
 5 Kriteria pembuatan simpul yang baik, yaitu :
1. Mudah dibuat
2. Mudah dilihat kebenaran lilitannya
3. Aman, dengan ikatan/ lilitan  tidak bergerak atau bergeser ataupun tertumpuk pada saat
    dibebani.
4. Mudah dilepas/ diurai setelah dibebani
5  Mengurangi kekuatan tali seminimal mungkin



F. Tekhnik Penelusuran Gua
1. Tekhnik Penelusuran Gua Horozontal
Dalam lintasan horizontal, penelusur biasanya membawa perlengkapan personal dan barang mereka dalam tas caving kecil. Paling mudah, serta cara palling efektif dan dengan dampak minimal terhadap gua dalam lintasan jalan adalah dengan mengikuti jalan yang sama dengan jalan yang dilewati oleh anggota team di depan, dengan hati-hati menghindari area sensitive (Stalactites dsb). Jalan dengan santai dan hindari perubahan kemiringan yang tidak perlu meskipun ini ditempuh dengan jarak yang lebih jauh. Ini akan menghemat tenaga. Perhatikan pandangan didepan untuk menaruh pijakan kaki.

            Jika ada anggota tim yang tertinggal di belakang, leader harus memperlambat jalannya. Jika anggota yang paling lambat berhenti, leader harus berhenti dan tidak melanjutkan jalannya sampai anggota tim yang lambat sampai padanya, ini akan membantu istirahat pada anggota tim yang lain.
     
            Beri waktu istirahat secara berkala, hal ini akan memberikan tubuh kita waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan gua. Kondisi gua yang lembab dan wearpack yang menangkap penguapan tubuh melalui keringat yang menghalangi mekanisme pendinginan tubuh dan membuat kita menjadi basah. Untuk mencegah hal ini, buka bagian atas wearpack ketika melewati lintasan kering.  

            2. Penelusuran Gua Vertikal
a. Rigging (Pemasangan Lintasan)
            Tehnik pemasangan lintasan baik vertikal maupun horizontal digunakan untuk melewati medan gua, maka hal yang perlu diperhatikan adalah :
-          Aman                                                  - Tidak merusak peralatan
-          Dapat dilewati oleh anggota tim         -  siap digunakan untuk rescue
a.1 Memberi simpul pada ujung tali (end knot)
a.2 Packing tali
a.3 Tambatan alami (Natural anchor). Pohon, Tonjolah batuan,
a.4 Y-Belay
            pengaturan ini akan membagi beban antara 2 poin anchor.
a.5 Rebelay. Menjaga tali dari gesekan .
a.6 Deviasi. Menjaga tali dari gesekan.

b. Melintasi Rebelay/intermediate.
1. Turun perlahan dan hentikan rappel ketika berada di posisi sejajar dengan rebelay.
    Sedikit sisa tali harus berada dibawah descender.
2. Mengaitkan Cowstail pada carabiner rebelay.
3. Terus turun hingga beban berpindah ke cowstail.
4. Pasangkan Jammer pada tali berikutnya
5. Lepaskan ascender dan pindahkan pada tali berikutnya
6. Melepas cowstail dengan berdiri di footloop atau pada dinding gua

c. Melintasi Sambungan Tali atau Simpul
1. Turun sampai descender berhenti pada sambungan tali pasang cowstail pada simpul
    sambungan tali
2. Pasang Jammer sejajar dengan wajah, teruslah turun sehingga beban berpindah pada
    cowstail pendek
3. Pindahkan autostop dibawah sambungan tali(kunci)
4. Pindahkan jammer dibawah sambungan tali sehingga beban berpindah pada jammer.
5. Lepaskan cowstail pendek dengan berdiri pada footloop
6. teruslah turun sehingga beban berpindah lagi pada autostop sehingga memudahkan
    untuk melepaskan jumar.
7. Selesai
d. Melintasi Deviasi
1. Berhenti ketika telah sejajar dengan deviasi
2. Pindahkan deviasi keatas autostop ( lepaskan carabiner deviasi kemudian kaitkan
   diatas autostop)


           
G. Pemetaan Gua (Mapping)
1. Defenisi Peta :
-          Suatu gambaran proyeksi bentuk bumi dalam bidang datar serta berskala kecil dari medsan yang sebenarnya.

2. Manfaat Pemetaan gua :
-          Merupakan bukti otentik bagi penelusur gua, sebagai tim/ penelusur pertama yang menelusuri gua tersebut
-          Membantu para ahli dalam mempelajari biospeleologi, Hidrologi, ataupun ilmu yang terkait dengan speleologi
-          Untuk mencari korelasi-korelasi system perguaan dengan goa-goa disekitarnya
-          Kepentingan Hamkamnas
-          Pariwisata memudahkan perencanaan untuk goa-goa sebagai objek wisata
-          Sebagai data keadaan goa pada saat itu (biasanya disetai dengan foto)

3. Peralatan yang digunakan :
-          Kompas, Mengetahui dan mengukur derajat perbedaan antar lorong terhadap arah sumbu utara magnetis
-          Pita ukur (Roll meter), untuk menentukan jarak antara sutter dan pointer serta mengukur jarak kiri dan kanan.
-          Klinometer, Mengukur sudut kemiringan terhadap bidang datar degan satuan derajat.
-          Topofil, Pada umumnya mempunyai persamaan dengan pita ukur
-          Worksheet, terbuat dari bahan tahan airt. dipergunakan untuk mencatat data yang diambil selama survey
-          ATK (Alat Tulis Kerja)      digunakan untuk mencatat data hasil survey

4. Survey dan Pengambilan Data
a. Metode dan arah survey
            ada dua metode survey, yaitu :
v  Forward Method, dimana pembaca alat dan pencatat data pada station pertama, sedangkan pada station kedua. Setelah pembacaan selesai, pembaca dan pencatat station data berpindah ke station kedua, target pindah ke station ketiga. Dan begitupula seterusnya.

v  Leapfrog Method, Pembaca alat dan pencatat data berada pada station kedua dan target berada pada station pertama. Setelah pembacaan selesai target pindah ke station ke tiga (dilakukan pembacaan). Setelah selesai pembaca dan pencatat pindah kestation empat. Setelah selesai, target (pointer) pindah kestation kelima. Dan begitupula seterusnya.


Arah survey ada 2, yaitu :
ü  Top to Bottom : Pengukuran dimulai pada mulut gua sampai ujung lorong/dasar gua sampai terakhir.
ü  Bottom to Top : pengukuran dari ujung lorong/dasar gua sampai mulut gua.

b. Penentuan Station
            Dasar pertimbangan untuk penentuan station survey yaitu :
Ø  Pertimbangan arah
Ø  Perubahan ekstrim bentuk lorong
Ø  Batas pengukuran (30m)
Ø  Perubahan elevansi bentuk lorong (pitch, climb)
Ø  Temuan penting (biota,ornamen khusus dsb)

c. Organisasi tim survey
yaitu terdiri dari 5 orang, dengan tugas sebagai berikut :
ü   Orang pertama : Sebagai pembaca alat/ Sutter (membawa Kompas, klinometer)
ü   Orang kedua : Sebagai pencatat data pengukuran
ü   Orang ketiga : Sebagai descriptor/menggambar bentuk lorong
ü  Orang keempat : sebagai target pengukuran (pointer)
ü  Orang kelima : Sebagai leader. Penentu station dan pemasang lintasan.

d. Data yang direkam
            - Worksheet survey
            - Perhitungan hasil survey

Kumpulan cerita Na Lucu

THURSDAY, MARCH 31, 2011

Harta Pusaka Nenek

Setelah sekian lama di perantauan akhirnya Rahmat pulang ke kampung untuk berjumpa dengan neneknya.

Nenek : "Rahmat, nenek sudah tidak kuat lagi, nenek minta kamu sambung mengusahakan kebun nenek..."

Rahmat : "Jangan cakap macam tu, nek..." (dalam hati, tak sia-sia aku balik kampung... dapat pulak harta pusaka nenek).

Nenek : "Segala isi perkebunan, ternakan, villa, traktor untuk kamu. Tolong jaga baik-baik, jangan lupa disiram tiap hari tanaman nenek."

Rahmat : "Baik nek, nenek jangan bimbang tentang hal itu... Tapi dimana kebun nenek? Rahmat tidak pernah tahu?"

Nenek : "Di Facebook nenek, FARMVILLE, nanti nenek bagi tau passwordnya."

Rahmat : "?????"

WEDNESDAY, FEBRUARY 16, 2011

Hadiah Perpisahan Guru Besar

Ketika itu adalah akhir tahun persekolahan, dan seorang Guru Besar sedang menerima hadiah dari murid-muridnya. Salmi anak kepada seorang pemilik kedai bunga memberinya hadiah. Guru Besar menggoyangkan kotak hadiah itu, memegangnya di atas kepala, dan berkata, "Aku yakin aku tahu apa ini. Beberapa kuntum bunga..?"

"Itu benar" anak murid itu berkata, "tapi bagaimana Cikgu tahu?"

"Oh, hanya meneka," katanya.

Murid berikutnya adalah anak perempuan kepada seorang pemilik kedai manisan. Guru Besar memegang hadiah itu, menggoyangnya, dan berkata, "Aku yakin aku boleh meneka apa ini. Sebuah kotak gula-gula."

"Itu benar, tapi bagaimana Cikgu tahu?" tanya murid itu.

"Oh, hanya meneka," kata Guru Besarnya.

Hadiah berikutnya adalah dari anak seorang pemilik kedai minuman keras. Guru memegang kotak hadiah itu, tapi kotak itu bocor. Dia menyentuh setitik kebocoran itu dengan jarinya dan menyentuh ke lidahnya.

"Apakah anggur?" ia bertanya. "Tidak," jawab anak murid itu, dengan gembira.

Guru mengulanginya, mengambil cairan dari kotak yang bocor itu ke lidahnya.

"Apakah champagne?" ia bertanya.

"Tidak," jawab anak murid itu, dengan lebih banyak tersenyum.

Guru merasai lagi sebelum menyatakan,

"Aku menyerah, apa ini?"

Anak murid itu menjawab, "Itu anak anjing!"

TUESDAY, FEBRUARY 01, 2011

Rizal yang Insaf

Kerana sudah berasa insaf, Rizal pergi kesebuah surau untuk mendengar ceramah agama. Ketika tabung derma di edarkan, dia dengan segera membuka dompetnya dan memasukkan RM2 ke dalam tabung derma itu.

Tiba-tiba, seorang pak cik yang duduk di belakangnya menepuk bahunya dan memberikannya duit sebanyak RM200 kepada Rizal. Rizal tersenyum. Dia mengambil duit itu dan memasukkan kedalam tabung derma itu juga. Rizal menoleh dan berasa kagum dengan kemurahan hati pak cik itu . Tidak berapa lama kemudian, pak cik dibelakang Rizal kembali menepuk bahunya dan Rizal mendengar bisikan dari pak cik itu "Encik, kata pak cik tersebut, duit RM200 itu sebenarnya terjatuh dari beg duit encik tadi".