Senin, 04 April 2011

Pengetahuan dasar tentang materi caving. Mapala Muhibbul Bi'ah STAIN Datokarama Palu

1. Caving
A. Pengertian Caving
            Caving berasa dari kata Cave= Gua. Sedangkan orang yang menelusuri gua disebut caver. Jadi caving bisa diartikan sebagai kegiatan penelusuran gua yang mana merupakan salan satu bentuk kegiatan dari Speleologi.    Sedangkan Speleologi secara morfologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu : Spalion = Gua dan Logos =  ilmu.  Jadi, secara harfiah Speleologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang  gua, tetapi karena perkembangan speleologi itu sendiri, spleologi juga mempelajari tentang lingkungan disekitar gua.

Menurut IUS (International Union of Speleology) anggota komisi X UNESCO PBB : “Gua adalah setiap ruang bawah tanah yang dapat dimasuki orang”.

Menurut R.K.T.ko (Speleologiawan) : “Setiap ruang bawah tanah baik terang maupun gelap, luas maupun sempit, yang terbentuk melalui system percelahan, rekahan atau aliran sungai yang membentuk suatu lintasan aliran sungai dibawah tanah.”

B. Sejarah Penelusuran Goa
Penelusuran Gua dimulai oleh John Beaumont,  ahli bedah dari Somerset, England (1674) ia seorang ahli tambang dan geologi amatir. 

Orang yang paling berjasa mendeskripsikan gua-gua antara tahun 1670-1680 adalah Baron Johann Valsavor dari Slovenia. Ia mengunjungi 70 goa, membuat peta, sketsa dan melahirkan buku setebal 2800 halaman.

Joseph Nagel,  pada tahun 1747 berhasil memetakan system perguaan di kerajaan Astro-Hongaria.   Stephen Bishop  pemandu wisata gua yang paling berjasa dan membawa gua Mammoth diterima UNICEF sebagai warisan dunia. 

C. Pembagian Zona dalam Gua
Keindahan gua akan anda dapat saat mulai memasuki kedalaman gua. Disini anda akan menemui tiga zona atau area. Zona pertama adalah zona terang (troglofil)  dimana suhu yang ada sesuai dengan keadaan luar gua dan sinar yang masuk masih banyak. Biota yang hidup dikawasan ini adalah kelelawar dan wallet. Zona kedua adalah zona senja (trogloxene), zona ini merupakan area peralihan zona terang ke zona gelap abadi dan sinar yang masuk juga mulai berkurang sehingga suasana yang didapat adalah suasana senja. Disini merupakan tempat hidup bagi laba - laba dan kalajengking. Zona ketiga adalah zona gelap abadi (troglobion), di area ini tidak ada sinar sama sekali dan binatang yang hidup didalamnya biasanya sudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya seperti blind cricket (jangkrik buta) dan blind fish (ikan buta).

D. Peralatan dan Perlengkapan Penelusuran Gua
a. Peralatan Gua Horizontal :
Ø  Cover All
Fungsi             : Pakaian Pelindung
Bahan             : PVC, Nylon Pabrik
Ket.                : Bahan cover all mampu melindungi dari gesekan, basah dan 
                          dingin  dan disesuaikan pada tipe gua.

Ø  Sepatu
Fungsi            : Alas dan melindungi kaki dari gesekan
Jenis              : Sepatu Boot
Ket.                : Sepatu mampu melindungi mata kaki dari gesekan, grip dan
                         sol tahan terhadap air dan Lumpur.

Ø  Helm
Fungsi            : Melindungi kepala dari benturan
Jenis              : Spleo Helmet
             Ket.                : bahan terbuat dari fiber carbon

Ø  Pencahayaan
Fungsi            : Memberikan penerangan
Jenis              : Electrical lamp, carbide model dan headlamp

b. Peralatan Gua Vertikal (umumnya juga menggunanakan peralatan yang sama
     pada gua horizontal)


Ø  Carnmantle
Fungsi            : alat utama untuk lintasan SRT
Jenis              : Static dan dynamic
            

Ø  Peralatan Rigging
Fungsi            : untuk membuat anchor/tambatan
Jenis              :  natural anchor : Webbing/sling

Ø  Carabiner
Fungsi            : Sebagai penghubung alat
Jenis              : screw gate, non screw

Ø  Harness
Fungsi            : Sebagai penghubung utama antara badan dan alat lainnya
Jenis              : Sit harness dan Full body harness

Ø  Mailon Rapide (MR) 8 mm
Fungsi            : Sebagai penghubung harness dan alat ascending dan
              descending
Jenis              : Delta MR dan semi circular

Ø  Cowstail pendek dan cowstail  Panjang
Fungsi            : Cowstail pendek sebagai pengaman dan cowstail panjang
  sebagai penghubung antara harness dan ascending (alat naik)
Jenis              : Dynamic rope dan webbing

Ø  Descender
Fungsi            : Alat turun
Jenis              :Auto stop dan figure of eight

Ø  Ascender
Fungsi            :  alat naik
Jenis              : a. Croll/ alat naik di dada
                         b. Jammer/ alat naik di tangan
                         c. Basic jammer/ alat naik di tangan
Ø  Chest Harness
Fungsi            : Sebagai penghubung antara Croll dengan badan
Jenis              : Webbing



Ø  Foot Loop
Fungsi            : Sebagai pijakan kaki untuk naik
Jenis              : static rope dan webbing

Ø  Peralatan Tranport
Fungsi            : Alat tambahan untuk membawa peralatan dan logistik
Jenis              : trackle bag, waterproof bag, perahu karet

Ø  Padding
Fungsi            : Pelindung tali dari gesekan agar tidak friksi
Jenis              : Selang dan Matras

E. Pengetahuan Simpul Dasar
            Salah satu bagian yang harus dimiliki seorang penelusur gua adalah pengetahuan tentang simpul dan kemampuan membuat simpul dasar dengan mudah dan cepat.
 5 Kriteria pembuatan simpul yang baik, yaitu :
1. Mudah dibuat
2. Mudah dilihat kebenaran lilitannya
3. Aman, dengan ikatan/ lilitan  tidak bergerak atau bergeser ataupun tertumpuk pada saat
    dibebani.
4. Mudah dilepas/ diurai setelah dibebani
5  Mengurangi kekuatan tali seminimal mungkin



F. Tekhnik Penelusuran Gua
1. Tekhnik Penelusuran Gua Horozontal
Dalam lintasan horizontal, penelusur biasanya membawa perlengkapan personal dan barang mereka dalam tas caving kecil. Paling mudah, serta cara palling efektif dan dengan dampak minimal terhadap gua dalam lintasan jalan adalah dengan mengikuti jalan yang sama dengan jalan yang dilewati oleh anggota team di depan, dengan hati-hati menghindari area sensitive (Stalactites dsb). Jalan dengan santai dan hindari perubahan kemiringan yang tidak perlu meskipun ini ditempuh dengan jarak yang lebih jauh. Ini akan menghemat tenaga. Perhatikan pandangan didepan untuk menaruh pijakan kaki.

            Jika ada anggota tim yang tertinggal di belakang, leader harus memperlambat jalannya. Jika anggota yang paling lambat berhenti, leader harus berhenti dan tidak melanjutkan jalannya sampai anggota tim yang lambat sampai padanya, ini akan membantu istirahat pada anggota tim yang lain.
     
            Beri waktu istirahat secara berkala, hal ini akan memberikan tubuh kita waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan gua. Kondisi gua yang lembab dan wearpack yang menangkap penguapan tubuh melalui keringat yang menghalangi mekanisme pendinginan tubuh dan membuat kita menjadi basah. Untuk mencegah hal ini, buka bagian atas wearpack ketika melewati lintasan kering.  

            2. Penelusuran Gua Vertikal
a. Rigging (Pemasangan Lintasan)
            Tehnik pemasangan lintasan baik vertikal maupun horizontal digunakan untuk melewati medan gua, maka hal yang perlu diperhatikan adalah :
-          Aman                                                  - Tidak merusak peralatan
-          Dapat dilewati oleh anggota tim         -  siap digunakan untuk rescue
a.1 Memberi simpul pada ujung tali (end knot)
a.2 Packing tali
a.3 Tambatan alami (Natural anchor). Pohon, Tonjolah batuan,
a.4 Y-Belay
            pengaturan ini akan membagi beban antara 2 poin anchor.
a.5 Rebelay. Menjaga tali dari gesekan .
a.6 Deviasi. Menjaga tali dari gesekan.

b. Melintasi Rebelay/intermediate.
1. Turun perlahan dan hentikan rappel ketika berada di posisi sejajar dengan rebelay.
    Sedikit sisa tali harus berada dibawah descender.
2. Mengaitkan Cowstail pada carabiner rebelay.
3. Terus turun hingga beban berpindah ke cowstail.
4. Pasangkan Jammer pada tali berikutnya
5. Lepaskan ascender dan pindahkan pada tali berikutnya
6. Melepas cowstail dengan berdiri di footloop atau pada dinding gua

c. Melintasi Sambungan Tali atau Simpul
1. Turun sampai descender berhenti pada sambungan tali pasang cowstail pada simpul
    sambungan tali
2. Pasang Jammer sejajar dengan wajah, teruslah turun sehingga beban berpindah pada
    cowstail pendek
3. Pindahkan autostop dibawah sambungan tali(kunci)
4. Pindahkan jammer dibawah sambungan tali sehingga beban berpindah pada jammer.
5. Lepaskan cowstail pendek dengan berdiri pada footloop
6. teruslah turun sehingga beban berpindah lagi pada autostop sehingga memudahkan
    untuk melepaskan jumar.
7. Selesai
d. Melintasi Deviasi
1. Berhenti ketika telah sejajar dengan deviasi
2. Pindahkan deviasi keatas autostop ( lepaskan carabiner deviasi kemudian kaitkan
   diatas autostop)


           
G. Pemetaan Gua (Mapping)
1. Defenisi Peta :
-          Suatu gambaran proyeksi bentuk bumi dalam bidang datar serta berskala kecil dari medsan yang sebenarnya.

2. Manfaat Pemetaan gua :
-          Merupakan bukti otentik bagi penelusur gua, sebagai tim/ penelusur pertama yang menelusuri gua tersebut
-          Membantu para ahli dalam mempelajari biospeleologi, Hidrologi, ataupun ilmu yang terkait dengan speleologi
-          Untuk mencari korelasi-korelasi system perguaan dengan goa-goa disekitarnya
-          Kepentingan Hamkamnas
-          Pariwisata memudahkan perencanaan untuk goa-goa sebagai objek wisata
-          Sebagai data keadaan goa pada saat itu (biasanya disetai dengan foto)

3. Peralatan yang digunakan :
-          Kompas, Mengetahui dan mengukur derajat perbedaan antar lorong terhadap arah sumbu utara magnetis
-          Pita ukur (Roll meter), untuk menentukan jarak antara sutter dan pointer serta mengukur jarak kiri dan kanan.
-          Klinometer, Mengukur sudut kemiringan terhadap bidang datar degan satuan derajat.
-          Topofil, Pada umumnya mempunyai persamaan dengan pita ukur
-          Worksheet, terbuat dari bahan tahan airt. dipergunakan untuk mencatat data yang diambil selama survey
-          ATK (Alat Tulis Kerja)      digunakan untuk mencatat data hasil survey

4. Survey dan Pengambilan Data
a. Metode dan arah survey
            ada dua metode survey, yaitu :
v  Forward Method, dimana pembaca alat dan pencatat data pada station pertama, sedangkan pada station kedua. Setelah pembacaan selesai, pembaca dan pencatat station data berpindah ke station kedua, target pindah ke station ketiga. Dan begitupula seterusnya.

v  Leapfrog Method, Pembaca alat dan pencatat data berada pada station kedua dan target berada pada station pertama. Setelah pembacaan selesai target pindah ke station ke tiga (dilakukan pembacaan). Setelah selesai pembaca dan pencatat pindah kestation empat. Setelah selesai, target (pointer) pindah kestation kelima. Dan begitupula seterusnya.


Arah survey ada 2, yaitu :
ü  Top to Bottom : Pengukuran dimulai pada mulut gua sampai ujung lorong/dasar gua sampai terakhir.
ü  Bottom to Top : pengukuran dari ujung lorong/dasar gua sampai mulut gua.

b. Penentuan Station
            Dasar pertimbangan untuk penentuan station survey yaitu :
Ø  Pertimbangan arah
Ø  Perubahan ekstrim bentuk lorong
Ø  Batas pengukuran (30m)
Ø  Perubahan elevansi bentuk lorong (pitch, climb)
Ø  Temuan penting (biota,ornamen khusus dsb)

c. Organisasi tim survey
yaitu terdiri dari 5 orang, dengan tugas sebagai berikut :
ü   Orang pertama : Sebagai pembaca alat/ Sutter (membawa Kompas, klinometer)
ü   Orang kedua : Sebagai pencatat data pengukuran
ü   Orang ketiga : Sebagai descriptor/menggambar bentuk lorong
ü  Orang keempat : sebagai target pengukuran (pointer)
ü  Orang kelima : Sebagai leader. Penentu station dan pemasang lintasan.

d. Data yang direkam
            - Worksheet survey
            - Perhitungan hasil survey

4 komentar:

  1. Memang ,,, anak MB tetap no 1 ,,, hehehe Narsis

    BalasHapus
  2. terima kasih om materinya...

    SISPALA SMKN 24 Jakarta

    BalasHapus
  3. Terima kasih informasi materinya kaka Bentar!

    BalasHapus
  4. Terimakasih materinya,salam dari KPA GREEN LINE INDONESIA, PARIMO SULTENG

    BalasHapus